Analisis data dilakukan secara kuantitatif statistik untuk menguji hipotesis yang ditetapkan.

Untuk melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial dijelaskan menggunakan beberapa komponen masalah, variabel dan indikator.

Juga termasuk hubungan kegiatan, pandangan, sikap, dan proses yang mempengaruhi fenomena yang muncul.

Tidak ada manipulasi peneliti dalam penelitian ini, sehingga data benar-benar benar.

Hasil dapat dianalisis menggunakan sarana statistik untuk menentukan perbedaan dalam variabel yang diperiksa.

Untuk lebih memahami dasar-dasar filosofis dari pemahaman positivisme, aliran pemahaman ini secara singkat diuraikan di bawah ini.

Semua peristiwa di alam semesta adalah hasil dari tindakan Allah, dan manusia hanya pasrah.

Level ini terdiri dari tiga level lebih lanjut yang berkembang dari level animisme, level politeisme, hingga level monoteisme.

Fase ini adalah fase di mana orang lebih bergantung pada sains dalam kehidupan mereka.

Level positif adalah level tertinggi, ini berarti bahwa kedua level sebelumnya adalah level rendah dan primitif, oleh karena itu filosofi positivisme adalah filosofi anti-metafisik, hanya fakta-fakta yang dapat diterima.

Segala sesuatu yang bukan fakta atau gejala (fenomin) tidak memiliki makna, jadi hanya satu hal yang penting dan bermakna untuk diketahui (fakta gejala) yang siap Anda lakukan (savoir pour prevoir).

Comte menyebut konsep dan undang-undang hubungan ini yang positif berguna karena benar, bukan spekulasi seperti dalam metafisika.

Epistemologi yang dikembangkan dalam penelitian adalah untuk menemukan kebenaran yang koheren atau konsisten.

Dalam hal ini, penelitian kuantitatif mempertahankan nilai pengetahuan ilmiah objektif yang secara umum dapat diterapkan dan mengesampingkan pertanyaan spesifik.

Jenis Metode Penelitian Kuantitatif